Iklan Operasi plastik di Korea Selatan bertebaran
Operasi plastik merupakan hal yang biasa dilakukan masyarakat Korea Selatan. Data yang dirilis oleh International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS), menunjukkan Seoul adalah pasar terbesar di dunia untuk prosedur kosmetik melalui pembedahan.
Dalam upaya untuk mengubah penampilan mereka, 20 persen perempuan antara usia 19 dan 49 di Seoul, ibu kota negara, mengakui bahwa mereka telah melakukan pembedahan. Terutama pembuatan kelopak mata ganda, yang mengurangi kelebihan kulit di atas kelopak untuk membuat mata tampak lebih besar, lipoplasty - yang menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk menghilangkan lemak – juga di hidung.
Hal ini diyakini bahwa munculnya industri musik k-pop berada di belakang ledakan itu. Serta banyak pasien mengunjungi klinik dengan membawa foto-foto selebritas, meminta ahli bedah untuk meniru sudut hidung atau mata.
Joo Kwon pendiri JK Plastic Surgery Center memperingati anak-anak muda yang melakukan operasi. “Saya pikir Korea Selatan memiliki definisi yang sangat ketat dan sempit soal keindahan karena kita masyarakat etnis homogen dan semua orang terlihat hampir sama. Hal ini juga terkait dengan harga diri yang rendah,” katanya dikutip dari Daily Mail 24 April 2012.
Operasi plastik sudah hal yang biasa di Korea bahkan sebuah acara dari Nihon TV, Gachi Gase, merupakan acara yang memcoba menebak dan membedakan antara yang asli dan yang palsu, pada tanggal 20 April 2012 mengangkat topik mengenai warga korea yang tergila-gila dengan operasi plastik.
Distrik yang menyediakan lokasi khusus operasi plastik berada di Myeongdong danGangnam style. Salah satu agensi besar yang mencetak K-pop idol tak segan-segan menyuruh artisnya untuk melakukan operasi plastik agar tampak sempurna.
Hal ini dikutip dari Hazrierin yang terungkap dalam bukunya, K-Pop Attack! Operasi plastik yang dilakukan k-pop idol bahkan seperti sebuah kewajiban agar bisa audisi dan menjadi artis SM Entertainment yang memberikan kriteria tersendiri untuk memiliki fisik yang nyaris sempurna.
Jika si peserta audisi yang sangat berbakat tapi tidak memenuhi kriteria fisik yang diinginkan, SME memperbolehkan operasi plastik (oplas) untuk menyempurnakan penampilan.
Sedangkan Edwin Joo, Head Admin Korean Update mengatakan untuk memiliki perut sixpack sangat mudah di Korea melalui operasi plastik. “Saya pernah menonton di acara televisi Korea. Ada seorang model yang harus melakukan pemotretan, karena waktu hanya seminggu akhirnya memilih jalan instan dengan cara operasi plastik,” kata Edwin.
Perutnya diukur, diberi suntikan silikon lalu ditarik. “Kalau melihat perut kotak rata itu hasil operasi. Saya kaget juga waktu menonton, kayaknya kapan-kapan boleh ditiru,” Edwin tertawa.
Menurutnya, orang tua di Korea sudah menabung sejak anaknya kecil. Ketika usianya sudah matang untuk melakukan operasi, orang tuanya akan memberikan uang itu. “Seperti hadiah ulang tahun, jadi harus kemauan orang tuanya bagian mana yang di operasi. Ilmu kedokteran di Korea itu canggih, jadi hasil operasinya selalu bagus,” kata admin yang selalu menyediakan info terkini yang berbau Korea.
Tak hanya keinginan dari dalam diri sendiri, dorongan operasi plastik juga muncul dari para orang tua di Korea Selatan. Desakan itu mereka lakukan karena ingin wajah anaknya bisa menyerupai artis dan aktor yang sering mereka lihat di televisi.
Hal tersebut disampaikan dalam buku What's good about Korea, Marteen?, yang ditulis oleh Marteen Meijer. Marteen adalah warga Belanda yang lama tinggal di Korea.
Dalam bukunya Marteen menjelaskan, para orang tua di Korsel menyadari pentingnya menjaga dan merawat penampilan sang anak di tengah masyarakat yang amat mementingkan tampilan luar.
Makanya tak heran jika kita melihat atau mendengar ada anak usia belasan sudah diantar orang tuanya ke klinik operasi plastik. Mereka lebih bangga jika anak mereka unggul secara fisik dengan teman-temannya bahkan saudara mereka sendiri. Mereka juga tak memusingkan faktor kepribadian anak itu sendiri.
Di tahun 2001, hasil survei membuktikan 75 persen dari 5 ribu anak di bawah usia 18 tahun di Korsel bersedia melakukan operasi jika diberi kesempatan.
Sampai saat ini pun jumlah konsumen operasi plastik, baik remaja atau paruh baya terus meningkat. Hasil survei informal di tahun 2003 menunjukkan, 46 persen warga Seoul mengaku sudah wajahnya sudah dioperasi plastik.
Hal tersebut dibenarkan oleh warga Korea bernama Ji Seon. Dia mengatakan alasan wanita di Korea melakuan operasi plastik murni karena ingin terlihat cantik dan sempurna. Ji Seon sendiri membantah wajah cantiknya hasil operasi.
"Iya, hampir semua wanita operasi. Mereka operasi bukan karena ingin lebih cantik. Tapi semua tergantung orang kalau aku tidak suka. Itu bohongi orang lain," ujar wanita yang bisa berbahasa Indonesia ini kepada merdeka.com melalui telepon, Minggu (22/4).
Operasi di Korea sudah bukan lagi menjadi tren namun telah berubah menjadi budaya. Hal itu diperkuat oleh pernyataan Balsamo.
"Ketika seorang wanita sudah terinternalisasi dalam citra wanita dan menerimanya. Maka operasi plastik tidak lagi sebatas mengubah tubuh tapi simbol budaya dan bentuk standar budaya tentang kecantikan."
Dalam upaya untuk mengubah penampilan mereka, 20 persen perempuan antara usia 19 dan 49 di Seoul, ibu kota negara, mengakui bahwa mereka telah melakukan pembedahan. Terutama pembuatan kelopak mata ganda, yang mengurangi kelebihan kulit di atas kelopak untuk membuat mata tampak lebih besar, lipoplasty - yang menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk menghilangkan lemak – juga di hidung.
Hal ini diyakini bahwa munculnya industri musik k-pop berada di belakang ledakan itu. Serta banyak pasien mengunjungi klinik dengan membawa foto-foto selebritas, meminta ahli bedah untuk meniru sudut hidung atau mata.
Joo Kwon pendiri JK Plastic Surgery Center memperingati anak-anak muda yang melakukan operasi. “Saya pikir Korea Selatan memiliki definisi yang sangat ketat dan sempit soal keindahan karena kita masyarakat etnis homogen dan semua orang terlihat hampir sama. Hal ini juga terkait dengan harga diri yang rendah,” katanya dikutip dari Daily Mail 24 April 2012.
Operasi plastik sudah hal yang biasa di Korea bahkan sebuah acara dari Nihon TV, Gachi Gase, merupakan acara yang memcoba menebak dan membedakan antara yang asli dan yang palsu, pada tanggal 20 April 2012 mengangkat topik mengenai warga korea yang tergila-gila dengan operasi plastik.
Distrik yang menyediakan lokasi khusus operasi plastik berada di Myeongdong danGangnam style. Salah satu agensi besar yang mencetak K-pop idol tak segan-segan menyuruh artisnya untuk melakukan operasi plastik agar tampak sempurna.
Hal ini dikutip dari Hazrierin yang terungkap dalam bukunya, K-Pop Attack! Operasi plastik yang dilakukan k-pop idol bahkan seperti sebuah kewajiban agar bisa audisi dan menjadi artis SM Entertainment yang memberikan kriteria tersendiri untuk memiliki fisik yang nyaris sempurna.
Jika si peserta audisi yang sangat berbakat tapi tidak memenuhi kriteria fisik yang diinginkan, SME memperbolehkan operasi plastik (oplas) untuk menyempurnakan penampilan.
Sedangkan Edwin Joo, Head Admin Korean Update mengatakan untuk memiliki perut sixpack sangat mudah di Korea melalui operasi plastik. “Saya pernah menonton di acara televisi Korea. Ada seorang model yang harus melakukan pemotretan, karena waktu hanya seminggu akhirnya memilih jalan instan dengan cara operasi plastik,” kata Edwin.
Perutnya diukur, diberi suntikan silikon lalu ditarik. “Kalau melihat perut kotak rata itu hasil operasi. Saya kaget juga waktu menonton, kayaknya kapan-kapan boleh ditiru,” Edwin tertawa.
Menurutnya, orang tua di Korea sudah menabung sejak anaknya kecil. Ketika usianya sudah matang untuk melakukan operasi, orang tuanya akan memberikan uang itu. “Seperti hadiah ulang tahun, jadi harus kemauan orang tuanya bagian mana yang di operasi. Ilmu kedokteran di Korea itu canggih, jadi hasil operasinya selalu bagus,” kata admin yang selalu menyediakan info terkini yang berbau Korea.
Tak hanya keinginan dari dalam diri sendiri, dorongan operasi plastik juga muncul dari para orang tua di Korea Selatan. Desakan itu mereka lakukan karena ingin wajah anaknya bisa menyerupai artis dan aktor yang sering mereka lihat di televisi.
Hal tersebut disampaikan dalam buku What's good about Korea, Marteen?, yang ditulis oleh Marteen Meijer. Marteen adalah warga Belanda yang lama tinggal di Korea.
Dalam bukunya Marteen menjelaskan, para orang tua di Korsel menyadari pentingnya menjaga dan merawat penampilan sang anak di tengah masyarakat yang amat mementingkan tampilan luar.
Makanya tak heran jika kita melihat atau mendengar ada anak usia belasan sudah diantar orang tuanya ke klinik operasi plastik. Mereka lebih bangga jika anak mereka unggul secara fisik dengan teman-temannya bahkan saudara mereka sendiri. Mereka juga tak memusingkan faktor kepribadian anak itu sendiri.
Di tahun 2001, hasil survei membuktikan 75 persen dari 5 ribu anak di bawah usia 18 tahun di Korsel bersedia melakukan operasi jika diberi kesempatan.
Sampai saat ini pun jumlah konsumen operasi plastik, baik remaja atau paruh baya terus meningkat. Hasil survei informal di tahun 2003 menunjukkan, 46 persen warga Seoul mengaku sudah wajahnya sudah dioperasi plastik.
Hal tersebut dibenarkan oleh warga Korea bernama Ji Seon. Dia mengatakan alasan wanita di Korea melakuan operasi plastik murni karena ingin terlihat cantik dan sempurna. Ji Seon sendiri membantah wajah cantiknya hasil operasi.
"Iya, hampir semua wanita operasi. Mereka operasi bukan karena ingin lebih cantik. Tapi semua tergantung orang kalau aku tidak suka. Itu bohongi orang lain," ujar wanita yang bisa berbahasa Indonesia ini kepada merdeka.com melalui telepon, Minggu (22/4).
Operasi di Korea sudah bukan lagi menjadi tren namun telah berubah menjadi budaya. Hal itu diperkuat oleh pernyataan Balsamo.
"Ketika seorang wanita sudah terinternalisasi dalam citra wanita dan menerimanya. Maka operasi plastik tidak lagi sebatas mengubah tubuh tapi simbol budaya dan bentuk standar budaya tentang kecantikan."
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.